ANALISIS KRITERIA INVESTASI (Net Present Value, Present Value, Internal Rate of Return, Social Oppurtunity Cost Of Capital)

Standard

Net Present Value

            Net Present Value atau biasa dikenal dengan NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan sosial opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Dengan kata lain NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang, tingkat bunga yang relevan juga perlu ditentukan untuk menghitung nilai sekarang. Selain itu untuk menghitung NPV juga diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat / benefit dari proyek yang direncanakan.

Kriteria NPV :

NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan

NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan

NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana

TR=TC dalam bentuk present value.

Present Value

Berbeda halnya dengan NPV, Present Value atau biasa disingkat PV digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung PV bisa menggunakan fungsi pv() yang ada dimicrosoft excel. Terdapat lima parameter yang ada dalam fungsi pv(), yaitu :

  1. Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per tahun.
  2. Nper, jumlah angsuran yang dilakukan.
  3. Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
  4. Fv, nilai akan datang yang akan dihitung nilai sekarangnya.
  5. Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.

Perbedaan yang mendasar antara fungsi NPV dan PV bisa terlihat dari nilai-nilai yang digunakan, PV mengharuskan semua nilai sama, sedangkan NPV nilai-nilai bisa bervariasi. Selain itu PV juga bisa digunakan pada awal atau akhir periode dari suatu aliran kas.

Internal Rate of Return

          Internal rate of return (IRR) atau sering juga disebut secara singkat sebagai rate of return merupakan suatu indeks keuntungan (profitability index) yang telah dipergunakan secara luas dalam analisis investasi proyek industri. IRR juga dapat didefinisikan sebagai suatu interest rate yang membuat nilai sekarang dari aliran kas proyek industri menuju nol. Dengan demikian IRR merupakan suatu interst rate yang membuat nilai NPV sama dengan nol.

Social Oppurtunity Cost Of Capital

            SOCC (Social Oppurtunity Cost Of Capital) ini sangat berhubungan dengan IRR, hubungannya yakni sebagai berikut :

  • IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak
  • IRR = SOCC berarti proyek pada BEP
  • IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak.

Untuk lebih memahami hal-hal diatas, bisa dilihat pada contoh soal dibawah :

Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,‐. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp.20.000.000,‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?

Jawaban:
DF 18%
P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n)
P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)
P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500
P = -5.899.500
DF 14%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5
P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529
P = 76.452.146 – 75.000.000 = 1. 452.146
DF 24%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5
P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616
P = 60.024.302 – 75.000.000
P = – 14.975.698

Kesimpulan : semakin besar diskon faktor yang dikenakan, gagasan usaha (proyek) tidak layak diusahakan, apabila tetap dijalankan maka akan mengakibatkan kerugian.

Leave a comment